BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, terutama di bidang sastra Indonesia, sering dijumpai hal-hal yang berkenaan dengan aturan dalam penulisan kata serta penggunaanya dan unsur kata serapan yang pada awalnya berasal dari bahasa asing.
Oleh karena itu, kita selaku pelajar atau mahasiswa dituntut untuk mengetahui dan mendalami hal-hal yang sudah disebutkan di atas, tentu dalam hal ini sangat diperlukan suatu pedoman dan panduan untuk memahami serta memperdalam pengetahuan khusunya di materi pembelajaran aturan penulisan suatu kata yang sesuai dengan EYD.
Kita dapat melihat suatu keadaan yang telah merebak dalam dunia pendidikan sekarang ini, aturan yang telah ditetapkan Pemerintah lewat EYD sudah dipandang sebelah mata.
Dari hal tersebut di atas, penulis berkeinginan menyusun makalah yang berjudul " PENULISAN KATA DAN PENULISAN UNSUR SERAPAN ".
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan pemilihan judul di atas, yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
- Aturan penulisan kata yang mencakup hal-hal berikut :
a. Kata Dasar
b. Kata Turunan
c. Kata Ulang
d. Kata Ganti
e. Gabungan Kata
f. Singkatan dan Akronim
g. Kata Depan
h. Angka dan Lambang Bilangan
i. Partikel
j. Kata Si dan Sang
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah dalam pembahasan makalah ini, penulis membatasi hanya pada Aturan dan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.
1.4 Perumusan Masalah
Setelah membatasi masalah dalam pembahasan ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : " Bagaimana Aturan Dalam Penulisan Kata dan Unsur Serapan ?
1.5 Tujuan dan Manfaat Makalah
- Untuk mengetahui cara penulisan kata dan unsur serapan yang baik.
- Untuk menambah wawasan penulis khususnya, serta pihak lain yang berminat dalam masalah ini.
- Untuk Mmeberikan masukan bagi kalangan pelajar pada khususnya, dan masyarakat umum dalam hal aturan penulisan kata dan unsur serapan yang benar susuai EYD.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penulisan Kata
2.1. Kata Dasar
Kata yang barupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan misalnya :
- Kantor pajak penuh sesak
- Buku itu sangat tebal
- Perempuan itu sangat cantik
2.2 Kata Turunan
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya misalnya :
bergeletar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan. - Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya . ''(lihat uga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
misalnya :
- bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebarluaskan.
- Jika bentuk dasa yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. (lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
misalnya:
- menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancur-leburan.
- Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
misalnya :
- adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram, awahama, bikarbonat, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demokralisasi, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektroteknik, infrasturuktur, inkonvensional, introspekisi, kolonialisme, kosponsor, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi, pancasila, panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka, purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofesional, subseksi, swadaya, telepon, transmigrasi, tritunggal, ultramodern.
Catatan :
- Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalh huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya :
- non-Indonesia, pan-Afrikanisme
- Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya :
- Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
2.3 Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya :
- buku-buku,kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang, porak-poranda, tunggang-langgang, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, menulis-nulis, hulubalang-hulubalang.
2.4. Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya :
- duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran, meja tulis, model linear, orang tua, persegi panjang, simpang empat.
Misalnya :
Misalnya :
- alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah -baru, mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami.
Gabungan kata berikut ditulis serangkai :
- acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali,bilamana, bismillah, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, darmawisata, dukacita, halalbilhalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padaha, paramasastra, pribahasa, puspawarna, radioaktif, saptamarga, saripati,sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, selaturahmi, sukacita, sukarela,sukaria,wasalam,
2.5. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya : ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya : ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
- Apa yang kumilki boleh kauambil.
- Bukuku, bukumu,dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
2.6 Kata depan di, ke,dan dari
Kata depan di, ke,dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya :
- Kain itu terletak di dalam lemari
- Bermalam sajalah di sini
- Di mana Siti sekarang?
- Mereka ada di rumah
- Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan
- Ke mana saja ia selama ini?
- Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan
- Saya pergi ke sana-sini mencarinya.
Kata-kata yang dicetak miring dibawah ini ditulis serangkai.
- Si Amin lebih tua daripada si Ahamad
- Kami percaya sepenuhnya kepadanya
- Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu
- Ia masuk, lalu ke luar lagi
- Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1966
- Kemarikan buku itu
- Semua orang terkemuka di d esa itu hasir dalam kenduri itu
2.7 Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
- Harimau itu marah sekali pada sang kancil
- Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim
2.8 Partikel
Partikel-leh, -keh, dan -tah serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Misalnya :
- Bacalah buku itu baik-baik
- Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia
- Siapakah gerangan dia?
- Apakah gunanya besedih hati?
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Misalnya :
- Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus
- Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan
- Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku
- Jika ayah pergi, asik pun ingin pergi
Catatan :
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun,bagaimanapun, biarpun, kalupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun,walaupun ditulis serangkai.
Misalnya :
Misalnya :
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun,bagaimanapun, biarpun, kalupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun,walaupun ditulis serangkai.
Misalnya :
- Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
- Bagaimana pun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu
- Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi
Misalnya :
- Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April
- Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu
2.9 Singakatan dan Akronim
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bialangan atau nomor. di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya :
Angak lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya :
Misalnya :
a. Bilangan utuh
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
Paku Buwono X ; pada awal abad XX, lihat Bab II; Pasal 5; dalam Bab ke-2 itu; di tingkat kedua gedung itu.
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut. ( Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
2. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Untuk keperluan itu telah diusahakan ejjaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
3.1 Macam Unsur dan Kata Serapan Bahasa Asing
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi 3 golongan besar, yaitu :
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih
- Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
- A.S. Kramawijaya
- Muh. Yamin
- Sukanto S. A.
- MBA : master of business administration
- S.E : sarjana ekonomi
- S.Sos: sarjana sosial
- Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,badan atau organisasi,serta nama documen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulus dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
- DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
- GBHN: Garis-garis Besar Haluan Negara
- Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih di ikuti satu tanda titik.
Misalnya :
- dll : dan lain-lain
- sda : sama dengan atas
- Yth : Yang terhormat
- a.n : atas nama
- d.a : dengan alamat
- Lambang kimia, singkatan suatu ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak di ikuti tanda titik.
Misalnya :
- Cu : kuprun
- kVA : kilovolt-ampere
- Rp.5000,00 : lima ribu rupiah
- Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari d erer kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya :
- ABRI : Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
- SIM : Surat Izin Mengemudi.
- Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya :
- Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
- Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
- Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf , suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
- radar radio detecting and ranging
- rudal peluru kendali
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-sayarat berikut. (1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia. (2) Akrom debentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bialangan atau nomor. di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
- Angka Arab 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
- Angak Romawi I, II, III, IV, V,VI, VII, VII, IX, X, L(50), C(100), D(500), M(1000), V(5000),
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya :
- 0,5 sentimetet
- 5 kelogram
- 10 liter
- Rp 5.000,00
- US$3.50*
- $5.10*
- Y100
- 2000 Rupiah
- 1 jam 20 menit
- pukul 15.00
- 17 Agustus 1945
- 50 dolar Amerika
- 10 paun Inggris
- 100 Yen
- 10 persen
- 27 orang
Angak lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya :
- Jalan Merdeka I No.17
- Holtel Indonesia, Kamar 169
Misalnya :
- Bab X, Pasal 5, halaman 252
- Surah Yasin : 9
a. Bilangan utuh
Misalnya :
- dua puluh dua
- dua ratus dua puluh dua
Misalnya :
- setengah (1/2)
- satu persen (1 %)
Misalnya :
Paku Buwono X ; pada awal abad XX, lihat Bab II; Pasal 5; dalam Bab ke-2 itu; di tingkat kedua gedung itu.
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut. ( Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya :
- Tahun 50-an
- Uang 5000-an
Misalnya :
- Amir menonton drama itu sampai tiga kali
- Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
- Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuu, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberikan suara blangko
Misalnya :
- Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
- Pak Darmo mengundang 250 orang tamu
- 15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
- Dua ratus lima puluh orang tamu di undang Pak Darmo
Misalnya :
- - Perusahaan itu baru saa mendapat pinjaman 250 juta rupiah
Misalnya :
- Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
- Kantor kami mempunyai 20 ( dua puluh) orang pegawai
Misalnya :
- Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 55.500,00 ( lima puluh lima ribu lima ratus rupiah)
- Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 55.500,00 (lima puluh lima ribu lima ratus) rupiah
2. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.
- Pertama, Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih menbikuti cara asing.
- Kedua, Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia nya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Untuk keperluan itu telah diusahakan ejjaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
- Baku Tidak Baku
- apotek : apotik
- atlet : atlit
- atmosfer : atmosfir
- aktivitas : aktifitas
3.1 Macam Unsur dan Kata Serapan Bahasa Asing
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi 3 golongan besar, yaitu :
- Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya ter serap ke dalam bahasa Indonesia
unsur pinjaman ini dapat dipakai dalam konteks bahsa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
contoh : reshuffle, sinuttle cock, real estate, dan sebagainya. - Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya, sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk aslanya. - Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah ejaannya
contoh : otonomi, dongkrak, paham, aki, dan sebagainya.
Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia :
1. -al, eel, -aal (Belanda) menjadi -al, contoh :
- national menjadi nasional
- rationeel, rational menjadi rasional
- normaal, normal menjadi normal
- cabda menjadi sabda
- castra menjadi sastra
3.oe- ( Yunani) menjadi e- contoh :
- oestrogen menjadi estrogen
- oenology menjadi enologi
- khusus tetap menjadi khusus
- akhir tetap menjadi akhir
- cartoon menjadi kartun
- proof menjadi pruf
3.2 Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia
Pengaruh Bahasa Sansekerta
Batu tulis di Ciaruteum Bogor, prasasti Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara bertuliskan huruf Pallawa atau aksara Devanegari, bahasa Sansekerta, bukti sejarah bahwa bahasa Sansekerta telah digunakan oleh kerajaan-kerajaan Hindu di Pulau Jawa sejak abad ke-4 Masehi, bahasa yang datang dari dataran India itu telah dikenal nenek moyang kita, yang sejak itu sampai sekarang kosakata bahasa Sansekerta itu banyak memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Menurut KUBI ( Kamus Umum Bahasa Indonesia) yang disusun oleh Prof. Dr.J.S. Badudu dan Prof. Moh. Zain :
Moto Negara Kesatuan Republik Indonesia, " Bhineka Tunggal Ika " beraneka ragam tapi satu, meskipun terdiri atas bermacam-macam suku bangsa tetapi tetap satu bangsa, satu Negara, satu bahasa Insonesia.
Semboyan Angkatan Darat Republik Indonesia, " Kartika Eka Paksa", bintang pemaku persatuan. Kewibawaan dan kejayaan cemerlang yang memperkokoh kesatuan, ketahanan.
Semboyan Angkatan Laut Republik Indonesia, " Jalesveva Jayamahe", dilaut sangat jaya. Kita memiliki kekuatan guna mencapai kejayaan dilaut kita yang sangat luas.
Semboyan Angkatan Udara Republik Indonesia, " Swabuwana Paksa ", Kekuatan yang ampuh demi kejayaan bumi dan udara kita.
Pengaruh Bahasa-bahasa Eropa
Bangsa-bangsa di dunia Eropa sejak zaman prasejarah, masa sebelum Masehi telah dikenal sebagai bangsa-bangsa-bangsa yang memiliki peradaban yang telah maju, bangsa Romawi, bangsa Yunani, bangsa Jerman dengan ras Arya, bangsa Inggris, Prancis, Portugis,, Belanda, Norwegia, Rusia, pada masa itu telah membinakembangkan Negara mereka, telah berinisiatif untuk memperluas wilayah Negara kekuasaannya, bermaksud membuat koloni-koloni di luar benua Eropa.
Data sejarah menyatakan, pada abad pertengahan bangsa-bangsa Eropa dengan pelaut-pelaut yang "ulung" tercatat nama-nama : Magelhaeus, Marco Pollo, Christopher Colombus, Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, Abel Jasman, mengadakan pelayaran mencari dunia baru, yang kearah barat , Christopher Colombus, yang menemukan benua Amerika, yang ke arah Timur " Trip to Orient " berlayar dari Eropa melalui Capetown, di ujung benua Afrika (pada waktu itu belum ada terusan Suez) terus ke pantai Timur Benua Afrika melewati Madagaskar terus ke India, akhirnya sampai ke kepualauan kita, bahkan ke sebelah Timur sampai ke Australia, ke Selandia Baru.
Para pelaut : Bartholomeus Diaz, orang Portugis, sampai ke kepulauan Nusantara pada tahun 1486. Sejak itu berdatanganlah bangsa-bangsa Eropa ke tanah air kita yang tentu membawa pengaruh budaya, gaya hidup dan yang paling cepat pengaruh penambahan khazabah perbendaharaan kata.
Berikut ini pengayaan kosakata dari berbagai bahasa Eropa, diantaranya :
Berikut ini daptar kosa kata asal bahasa Belanda :
Pengaruh Bahasa Sansekerta
Batu tulis di Ciaruteum Bogor, prasasti Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara bertuliskan huruf Pallawa atau aksara Devanegari, bahasa Sansekerta, bukti sejarah bahwa bahasa Sansekerta telah digunakan oleh kerajaan-kerajaan Hindu di Pulau Jawa sejak abad ke-4 Masehi, bahasa yang datang dari dataran India itu telah dikenal nenek moyang kita, yang sejak itu sampai sekarang kosakata bahasa Sansekerta itu banyak memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Menurut KUBI ( Kamus Umum Bahasa Indonesia) yang disusun oleh Prof. Dr.J.S. Badudu dan Prof. Moh. Zain :
- acara, anugrah
- agama, angsa
- bahana, bangsa
- bahari, berita
Moto Negara Kesatuan Republik Indonesia, " Bhineka Tunggal Ika " beraneka ragam tapi satu, meskipun terdiri atas bermacam-macam suku bangsa tetapi tetap satu bangsa, satu Negara, satu bahasa Insonesia.
Semboyan Angkatan Darat Republik Indonesia, " Kartika Eka Paksa", bintang pemaku persatuan. Kewibawaan dan kejayaan cemerlang yang memperkokoh kesatuan, ketahanan.
Semboyan Angkatan Laut Republik Indonesia, " Jalesveva Jayamahe", dilaut sangat jaya. Kita memiliki kekuatan guna mencapai kejayaan dilaut kita yang sangat luas.
Semboyan Angkatan Udara Republik Indonesia, " Swabuwana Paksa ", Kekuatan yang ampuh demi kejayaan bumi dan udara kita.
Pengaruh Bahasa-bahasa Eropa
Bangsa-bangsa di dunia Eropa sejak zaman prasejarah, masa sebelum Masehi telah dikenal sebagai bangsa-bangsa-bangsa yang memiliki peradaban yang telah maju, bangsa Romawi, bangsa Yunani, bangsa Jerman dengan ras Arya, bangsa Inggris, Prancis, Portugis,, Belanda, Norwegia, Rusia, pada masa itu telah membinakembangkan Negara mereka, telah berinisiatif untuk memperluas wilayah Negara kekuasaannya, bermaksud membuat koloni-koloni di luar benua Eropa.
Data sejarah menyatakan, pada abad pertengahan bangsa-bangsa Eropa dengan pelaut-pelaut yang "ulung" tercatat nama-nama : Magelhaeus, Marco Pollo, Christopher Colombus, Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, Abel Jasman, mengadakan pelayaran mencari dunia baru, yang kearah barat , Christopher Colombus, yang menemukan benua Amerika, yang ke arah Timur " Trip to Orient " berlayar dari Eropa melalui Capetown, di ujung benua Afrika (pada waktu itu belum ada terusan Suez) terus ke pantai Timur Benua Afrika melewati Madagaskar terus ke India, akhirnya sampai ke kepualauan kita, bahkan ke sebelah Timur sampai ke Australia, ke Selandia Baru.
Para pelaut : Bartholomeus Diaz, orang Portugis, sampai ke kepulauan Nusantara pada tahun 1486. Sejak itu berdatanganlah bangsa-bangsa Eropa ke tanah air kita yang tentu membawa pengaruh budaya, gaya hidup dan yang paling cepat pengaruh penambahan khazabah perbendaharaan kata.
Berikut ini pengayaan kosakata dari berbagai bahasa Eropa, diantaranya :
- Dari Bahasa Portugis
Kebanyakan kata-kata yang berhubungan dengan kapal, seperti : bendera, nahkoda, jendela, kemeja, dermaga, pelana, celana, sekoci, kelasi, kemudi, algojo, sepatu, bulletin, gereja, sepeda, serana.
- Dari bahasa Belanda
Bangsa Eropa yang datang kemudian menjadikan tanah air Kepulauan Nusantara sebagai koloni. Sejak tahun 1596 mendirikan Batavia sejak Gubernur Jenderal pertama Piether Both, kemudian penggantian Yan Piether Zoen Coen tanah air ini Belanda di wilayahnya disebut Hindia-Belanda selama labih dari 3,5 abad (350 Tahun).
Ikhwal bahasa Belanda " Holland Spreaken " pemakaiannya sangat dominan, dan sejarah mencatat bahwa : " Bahasa Belanda digunakan dikalangan pemerintah " Goverment " sebagai bahasa resmi.
Diajarkan menjadi pengajaran utama disetiap jejang sekolah, mulai :
- HIS ( Holland Inianche Skool ) ;
- MULO ( Setingkat SMP )
- AMS ( Setingkat SMA )
- HIK (Sekolah Guru setingkat SGA )
- STOVIA ( Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta, yang lulusannya antara lain Dr.Soetomo, Dr.Wahidin )
Berikut ini daptar kosa kata asal bahasa Belanda :
- Aktif
- Biokot
- Carter
- Dari Bahasa Latin
Bahasa Latin sebuah bahasa Eropa yang sudah " mati " yang bukan sebuah " lingua franca " yang kosakatanya bantak dipungut digunakan dalam istilah iptek, sains, pengetahuan social dan disiplin-disiplin ilmu lain.
Berikut ini kosa kata asal bahasa Latin yang dipergunakan dan memperkaya khazabah kosakata bahasa Indonesia :- Agitasi
- Akta
- Dari Bahasa Yunani
Bahasa dibenua Eropaaaa yang ikut memprkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Yunani.
Berikut ini kosakata asal bahasa Yunani dipergunakan dalam bahasa Indonesia, diantaranya dari :
- Ekonomi
- Farmasi
- Dari Bahasa-bahasa Asia
Pergaulan antarbangsa sesama orang Asia, berpengaruh terhadap saling meminjam kosakata, saling memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa-bahasa asing.
Kosakata bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasa-bahasa dibenua Asia, diantaranya dari :
- Abad
- Ajal
- Akhirat
- Alim
- Awal
- Ziarah
- kh pada khusus, khidmat, akhirat, khtulistiwa, khwatir, khisliysk, ikhsan. khotbah.
- sy pada kata syarat, syahadat, syahwat, syahbandar, syair, syukur, syareat, asyik, isyarat, masyarakat, musyawarah.
- Dari Bahasa Parsi
Dimensi sejarah, penyebaran Islam ketanah air, melalui atau dibawa oleh saudagar Parsi, maka tidaklah mengherankan, jika kosakata bahasa parsi turut memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di Republik kita tercinta ini.
Beberapa kata yang dipungut dari bahasa Parsi, menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) adalah kata dastar, dewan, sanubari, permadani, mat, nafiri.
- Dari Bahasa Cina
Cina terkenal memiliki kebudayaan yang tinggi, yang paling tua, terkenal juga karena jumlah populasi penduduk yang paling banyak di Asia dan banyak antara mereka yang menjadi imigran, meninggalkan tanah kelahiran mereka, pergi merantau, mencari kehidupan ke luar Cina, pergi seantero dunia. Bangsa Cina memiliki keahlian berdagang, mereka berdagang apa saja. Maka pergaulan antarbangsa melalui perdagangan saling mempengaruhi kosakata.
Beberapa kosakata yang berasal dari Cina yang dimuat pada KUBI, anglo, cap, cawan, cealat, encim, takoak, taoge, gowpe, cepe,ceban.
- Dari bahasa Sanskerta
- negri menjadi negeri
- mentri menjadi menteri
- putri menjadi puteri
- Dari bahasa Inggris atau Belanda
- Proses adaptasi " Transliterasi " / alih aksara pengubah fonem
1. c menjadi k- cubic menjadi kubik
- critic menjadi kritik
- phisic menjadi fisik
- Photo menjadi foto
- philosofis menjadi filosofis
- Proses adaptasi pengubah akhiran~teit,~tie (Bld);~tion, ~ty (Ing) menjadi ~tas /~si
- faculty menjadi fakultas
- university menjadi universitas
- aktivity menjadi aktivitas
- Proses adaptasi monotfongisasi
1. Penghilangan " kluster " / konsonan jajar di akhir, di tengah, di awal
- post manjadi pos
- departement menjadi departemen
- export menjadi ekspor
- Proses adaptasi " Transliterasi " / alih aksara pengubah fonem
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Tata Cara penulisan Kata dan Penulisan Unsur Serapan memiliki kajian yang baik dan terperinci secara singkat dan jelas serta membantu kita dalam memahami dan mengimplementasikan aturan EYD yang telah ditetapkan Pemerintah dalam proses pembelajaran khususnya dalam hal penulisan sebuah kata dan unsur serapan.
4.2. Saran
Sebagai warga Negara Indonesia, seharusnya dan sudah sepantasnya kita mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Dan juga kita sebagai zoon politicon, bahasa adalah pemersatu kita, oleh karena itu, mari kita lestarikan bahasa Indonesia dengan tidak menhilangkan dan bahkan merusak aturan-aturan yang ada di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
A, Alek. H. P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Jakarta : Penerbit Erlangga
Depdikbud. 1975. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta : Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar